Padakehidupan setelah mati nanti akan ditunjukkan kepada setiap insan segala yang diperbuatnya selama di dunia, dan hanya kepada Allah hamba Nya kembali. 11. QS Al Sajdah Ayat 11 "Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan". (QS Al Sajdah : 11). Tidakseorang pun yang tahu kapan hari kiamat akan terjadi, hanya Allah SWT sajalah yang mengetahuinya. meskipun belum ada kenampakannya saat ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu hajar "Telah ditemukan penenggelaman di berbagai tempat, akan tetapi mungkin saja bahwa yang dimaksud dengan tiga penenggelaman adalah sesuatu yang lebih HanyaAllah yang tahu dan kita hanya bisa berdoa semoga mendapatkan yang terbaik. maka mungkin saja itu adalah tanda-tanda petunjuk jodoh dari Allah. Saat kamu percaya pada seseorang dalam menceritakan berbagai rahasia yang kamu miliki, dan kamu merasa tidak bisa menyembunyikan apapun darinya, maka mungkin daia adalah orang yang selama ini DetailHanya Allah Yang Tahu Perasaanku Saat Ini Koleksi Nomer 39 from kata kata allah itu maha adil tenanglah jangan khawatir lagi sepositif. Sedikit yang mereka tahu bahwa allah sudah menentukan takdir mereka . Kata kata hanya allah yang tahu perasaanku. Sebagai umat muslim, kata bijak tidak hanya berasal dari al quran dan. MERILLC. TENNEY "Origenes sering mengutipnya sebagai hasl karya Paulus dan mengakuinya bahwa anggapan umum adalah demikian, tetapi ketika memberikan pendapatnya sendiri ia berkata, 'siapa sesungguhnya yang menulis surat ini hanya Tuhan saja yang tahu." Merrill C. Tenney, Survey Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1995), 443 (1961). HanyaAllah SWT yang Maha Tahu datangnya hari akhir ini. Sebagai umat muslim, tugas kita hanya tawakal dan meningkatkan keimanan agar senantiasa dilindungi. Simak Video "Album Kingdom Mirip Al-Qur'an, Agensi Minta Maaf " [Gambas:Video 20detik] (dvs/lus) kiamat hari kiamat al-quran hikmah hari akhir. SNlm7. Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri untuk menjadi lebih baik. Meski kadang harus terluka dan melewati ujian yang berat, tak pernah ada kata terlambat untuk selalu memperbaiki diri. Seperti tulisan sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Vemale Ramadan 2018, Ceritakan Usahamu Wujudkan Bersih Hati ini. Ada sesuatu yang begitu menggugah perasaan dari kisah ini. *** Pernikahan adalah awal baru dari sebuah kehidupan. Kehidupan yang sesungguhnya. Menjalani biduk rumah tangga bersama seseorang yang tadinya hanya kita ketahui sisi baiknya saja. Menyatukan dua hati dalam satu cinta. Menyatukan pola pikir dan sudut pandang yang berbeda. Melebur keegoisan dan belajar meredam amarah. Pernikahan bertujuan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis semata tetapi menyempurnakan separuh agama. 06 Februari 2011 adalah awal yang baru bagiku. Saat di mana kuserahkan seluruh hidupku pada seorang lelaki pilihanku sendiri. Berharap doa restu dari bapak dan ibu menjadi kunci dari sebuah pintu yang mengantarkanku melangkah untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Masa-masa indah bulan madu kami berlalu begitu cepat, berakhir bersama habisnya masa cuti suami yang hanya 10 hari. Suamiku adalah orang yang sangat bertanggungjawab. Dia termasuk orang yang sangat tekun dengan pekerjaannya. Bahkan tak jarang hatiku menjerit memohon sedikit perhatian darinya. Tapi semua kukubur hanya dalam hatiku saja. Tak jarang pula aku tergugu di sudut ranjang memandang wajahnya yang lelap karena kelelahan. Oh, seperti inikah dirimu yang sesungguhnya? Sungguh bukan seperti ini lelaki yang kukenal dulu. Bukan pernikahan seperti ini yang kuimpikan. Dan aku semakin merasa kesepian setiap kali dirinya menghabiskan waktu libur dengan kesibukannya sendiri. Seolah aku tak ada artinya. Seringkali aku mengalah saat perhatiannya teralih oleh game, komik ataupun acara televisi favoritnya. Dalam hatiku merutuki, seandainya dulu aku tidak berhenti bekerja mungkin aku tidak akan merasa kesepian seperti ini. Aku akan sering bertemu dengan orang-orang baru, memiliki banyak waktu bersama teman-temanku dan banyak aktivitas lainnya yang kulakukan di luar sana. Tidak terbelenggu oleh kesunyian yang seperti merantai setiap langkahku. Penyesalan itu semakin menggedor-gedor hatiku manakala ada yang bertanya, “Kenapa tidak bekerja?” diikuti dengan komentar pedas “Sia-sia sekolah tinggi kalau ijazah cuma disimpan dalam lemari, masih berguna bungkus kacang. Cuma buang-buang uang. Kalau tahu bakalan ndak kerja, mending dulu sekolah cuma buat tahu baca sama nulis aja, SD aja cukup.” Dan masih banyak sederet komentar lainnya yang tak kalah menyakitkan. Kalau hanya aku yang mendengar hal itu mungkin aku tidak akan terlalu mengambil hati, tapi saat kalimat-kalimat seperti itu mampir di telinga orang uaku rasanya seperti seribu pisau ditancapkan di hatiku. Menjadi ibu rumah tangga full time bukanlah keputusan yang mudah bagiku. Keputusan itu kuambil dengan pemikiran yang matang dan jernih. Aku tidak mau menjadikan orangtuaku sebagai babysitter bagi anak-anakku lantaran aku tidak bisa memercayakan mereka pada orang lain. Sudah cukup keletihan mereka merawat dan membesarkanku dulu. Ini saatnya aku menerapkan apa yang sudah mereka ajarkan padaku. Inilah bentuk pengabdianku. Please... jangan buat aku menyesali keputusanku. Hatiku menjerit dalam diam. Suamiku semakin sibuk dengan pekerjaannya. Seiring waktu aku seakan terbiasa. Bahkan aku tak banyak protes saat kulahirkan anak pertama kami tanpa kehadirannya di sisiku. Kelahiran putra kami membawa banyak kebahagiaan. Rezeki kami semakin berlipat. Suamiku naik jabatan diiringi kenaikan gajinya yang lebih dari cukup untuk kehidupan kami. Selain itu kami juga membuka usaha kecil-kecilan untuk memberikanku kesibukan. Kami pun akhirnya mampu membangun sebuah rumah dari hasil jerih payah kami sendiri. Kami sadar tidak baik untuk terus tinggal bersama orangtua. Kami ingin mandiri dan itulah langkah awal yang kami lakukan. Memasuki tahun ketiga pernikahan, Allah memberi kepercayaan pada kami untuk kembali memiliki buah hati. Tapi sebuah kecelakaan lalu lintas hampir merenggutnya dari kami saat kandunganku menginjak usia tujuh bulan. Aku bedrest hampir sebulan penuh. Semacam pertanda buruk, segalanya berubah sejak saat itu. Pekerjaan suamiku tidak lagi lancar seperti sebelumnya. Kebijakan pemerintah yang membatasi ekspor batubara membuat perusahaan tempatnya bekerja menjadi goyah. Seperti menunggu bom waktu yang akan meledak, akhirnya surat pemutusan hubungan kerja suamiku kami terima dibarengi dengan penonaktifan seluruh kegiatan perusahaan. Suamiku akhirnya resmi menjadi pengangguran tepat saat kelahiran anak kami yang kedua. Usaha sampingan kami pun ikut kena imbasnya. Pengangguran di mana-mana membuat usaha tersebut menjadi sepi. Sebelumnya, menjelang proses persalinanku, kami memercayakan usaha tersebut untuk dikelola oleh seorang teman. Tapi hati orang siapa yang tahu. Sungguh tega, orang itu justru menghilang dan membawa kabur hasil usaha. Ibarat kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Usaha kami bangkrut dan suamiku adalah seorang pengangguran. Semenjak itu suamiku menjadi sering uring-uringan dan sangat pemarah. Sedikit kesalahan kecil saja mampu membuat kami bertengkar dan saling mendiamkan selama berhari-hari. Tentu hal ini bukan hal yang sehat bagi hubungan kami. Komunikasi kami semakin terbatas karena suamiku menjadi lebih irit bicara. Aku tidak mau melihatnya terpuruk seperti itu, kuyakinkan dirinya untuk bersabar dan terus berusaha. Suamiku kembali menebar lamaran pekerjaan di beberapa perusahaan. Tapi dari beberapa perusahaan itu justru menolak secara halus dikarenakan latar belakang dan jabatan suamiku di pekerjaan sebelumnya. Selama suamiku menganggur, kami menyambung hidup dengan uang pesangon suami dan sedikit tabungan kami sambil menunggu panggilan kerja. Sering kukatakan biar aku yang bekerja, untuk sementara waktu, paling tidak sampai suami mendapatkan pekerjaan. Tapi dirinya tidak pernah memberikan izin. Mungkin sebagai lelaki dia takut harga dirinya jatuh karena istrinya yang mencari nafkah. Padahal bagiku sudah sepatutnya suami istri bahu-membahu dalam menghadapi setiap kesulitan. Bukankah seperti itu seharusnya seorang teman hidup? Untuk saling melengkapi, menutupi kekurangan satu sama lain. Setahun berlalu, tetapi suami masih belum mendapatkan pekerjaan. Tabungan kami semakin menipis. Pernah suatu kali aku menagih utang pada seorang yang masih ada hubungan keluarga’, itupun karena sudah terdesak. Tapi jawaban yang kuterima sungguh menyakitkan. Bukannya mendapatkan kembali hakku,aku malah mendapatkan hinaan. Aku tidak mendapatkan apa-apa selain rasa sakit hati. Tak pernah kuharapkan banyak sewaktu menolongnya’ dulu. Aku hanya berharap saat aku yang menghadapi kesulitan, dia akan berbalik memberikan pertolongan. Ternyata kenyataan berbanding terbalik dengan harapanku. Saat kami mulai merasa putus asa, akhirnya suami mendapatkan info lowongan pekerjaan dari sebuah situs di internet. Suami kembali mencoba peruntungannya. Dengan berbekal pengalaman kerja terdahulu, suami mengirimkan lamaran ke perusahaan yang dimaksud. Seminggu kemudian suami mendapatkan panggilan kerja dari perusahaan tersebut. Sayangnya perusahaan tersebut hanya mempunyai lowongan yang sesuai dengan skill suami di anak perusahaan yang berada di Pontianak. Suami akhirnya diminta untuk membayar sejumlah biaya tertentu yang katanya’ untuk akomodasi dan penginapan selama pelatihan di sana. Tak pernah terlintas pikiran buruk sebelumnya, entah karena keputusasaan atau terlalu bahagia karena mendapatkan pekerjaan baru. Kami lengah dan baru menyadari kalau telah menjadi korban penipuan setelah suami mentransfer sejumlah uang yang diminta tersebut. Tabungan kami terkuras, nyaris habis. Ini adalah kesekian kalinya kami terjatuh dan tertimpa tangga. Saat itulah suamiku yang kuat’ menumpahkan kesedihannya di pelukanku. Pertahanannya roboh. Dia menangis tersedu-sedu, hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya di hadapanku. Tak bisa kukatakan bagaimana perasaanku saat itu, semua rasa bercampur aduk menusuk-nusuk hatiku. Jauh di dalam hati akhirnya timbul sebuah pertanyaan, “Apakah kesalahan kami sehingga Dia memberikan kami cobaan seberat ini?” Demi menguatkan hatinya, kutahan sekuat hati agar air mataku tidak berjatuhan di hadapannya. Kukatakan bahwa ini semua akan segera berlalu dan akan ada kebahagiaan jika kami ikhlas. Aku yakin ada berlipat-lipat kebahagiaan menanti kami di balik musibah yang berturut-turut ini. Ada rencana indah yang sudah disiapkan-Nya untuk kami. Aku yakin. Pertengahan Mei 2016, suami kembali mendapatkan panggilan kerja. Kali ini bukan dari perusahaan batubara lagi, melainkan dari sebuah organisasi kemanusiaan. Setelah melewati berbagai tes, suami akhirnya dinyatakan lolos seleksi dan diterima bekerja dengan posisi sebagai sopir. Alangkah bahagianya kami. Kami berpelukan erat sambil tak henti-hentinya mengucap syukur. Alhamdulillah, segala puji bagi-Mu ya Allah. Jangan tanya seberapa besar perbedaan penghasilan kami per bulan saat ini. Sungguh jauh bila dibandingkan dengan masa lalu. Yang tadinya menjabat sebagai supervisor saat ini beralih menjadi seorang supir. Tapi kebahagiaan yang kurasakan saat ini jauh lebih besar. Suami saat ini punya lebih banyak waktu untukku dan anak-anak kami. Suami menjadi orang yang lebih ceria dan murah senyum. Suamiku juga menjadi orang yang lebih sabar dan perhatian. Ah, kebahagiaan itu ternyata sederhana. Tak perlu mencarinya jauh-jauh, karena kebahagiaan itu letaknya pada hati yang dipenuhi rasa syukur. Dan kami akhirnya sama-sama menyadari bahwa materi bukanlah hal yang mendatangkan kebahagiaan meskipun tak dapat dipungkiri bahwa materi adalah salah satu hal penting dalam kehidupan ini. Kebersamaan kami untuk saling menguatkan dalam menghadapi segala rintangan itulah yang paling penting. Dan komunikasi yang baik adalah kuncinya. Satu lagi yang kami pelajari, jangan sekali-kali meremehkan utang. Jangan sampai orang yang tadinya ikhlas menolong menjadi teraniaya karena kita menyepelekan masalah utang tersebut. Seberapapun besarnya utang tersebut, meskipun itu hanya sekedar janji. Karena masalah utang itu juga akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Untuk suamiku tersayang, tetaplah bersamaku dalam suka dan duka. Dengan bergandengan tangan kita akan saling menguatkan. Jangan pernah merasa sendiri saat menghadapi kesulitan karena aku akan selalu ada untukmu. Dengan cinta kasih kita besarkan dan ajarkan anak-anak kita agar selalu dekat dengan Penciptanya. Dalam diam, doaku akan selalu menyertai langkahmu. Biar hanya Allah yang tahu. Bersama kita bangun keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Semoga keberkahan dan kasih sayangNya selalu mengiringi langkah kita. Aamiin Allahumma aamiin. 5 Tips Memaafkan untuk Membuat Hati Kembali Damai Ikhlas Itu Susah karena Hadiahnya Surga Curahan Hati Penyanyi Berhijab Bertubuh Gemuk Bangun dari Mimpi Buruk Nikah Muda Tersiksa Lalu Menjanda, Saking Stresnya Sampai Ingin Bunuh Diri Cela Saja Kekurangan Fisikku, Tapi Nanti Aku Akan Lebih Sukses dari Kalian vem/nda Hanya Allah Yang Mengerti Perasaanku Ahli Soal from Allah yang Mengerti Perasaanku Mengapa Selalu MengingatkannyaHanya Allah yang mengerti perasaanku. Itulah kalimat yang sering saya ucapkan ketika saya mengalami suatu kejadian atau situasi yang membuat saya takut, bingung, ataupun sedih. Perasaan yang tak tertahan ini dapat membuat seseorang merasa tertekan. Namun, dengan mengingatkan diri bahwa hanya Allah yang mengerti perasaanku, saya berusaha untuk menghibur semua pasti pernah mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah. Ketika mendapati suatu situasi yang membuat kita takut dan bingung, kita tak bisa berbuat apa-apa. Namun, dengan mengingatkan diri bahwa hanya Allah yang mengerti perasaanku, kita akan merasa lebih tenang. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Dia tahu betul apa yang terjadi di dalam hati dan di luar hati kita. Dia adalah satu-satunya yang mengerti perasaan Kita Harus Mengingatkan Hal Ini?Di saat kita merasa takut, bingung, ataupun sedih, kita harus mengingatkan diri bahwa hanya Allah yang mengerti perasaanku. Karena dengan mengingatkan hal ini, kita akan merasa lebih tenang dan dapat menghadapi situasi yang menimpa kita dengan lebih bijak. Allah Maha Mengetahui apa yang terjadi di dalam hati kita. Dia tahu betul apa yang kita rasakan, dan Dia akan menolong kita melewati masalah yang kita itu, mengingatkan diri dengan bahwa hanya Allah yang mengerti perasaanku juga dapat membantu kita untuk lebih bersyukur. Ketika kita merasa kesulitan, kita harus ingat bahwa masalah yang kita alami tidak seburuk yang kita bayangkan. Kita harus berusaha untuk berpikir positif, karena Allah Maha Kuasa dan akan memberikan solusi untuk setiap masalah yang kita hadapi.“Tidak ada yang dapat mengerti perasaanku selain Allah,” kata Ibnu Qayyim al-Jawziyyah. Maka, ketika kita merasa takut dan bingung, kita harus mengingatkan diri bahwa hanya Allah yang mengerti perasaanku. Dia adalah satu-satunya yang dapat memahami dan menolong kita dalam menghadapi masalah yang kita kita merasa takut, bingung, ataupun sedih, kita harus mengingatkan diri bahwa hanya Allah yang mengerti perasaanku. Dengan mengingatkan hal ini, kita dapat merasa lebih tenang dan bijaksana dalam menghadapi masalah yang kita hadapi. Allah Maha Kuasa dan Dia akan menolong kita melewati masalah yang kita hadapi. Kita harus berusaha untuk mengingatkan hal ini setiap saat agar kita dapat merasa lebih tenang dan bersyukur atas apa yang kita miliki. Ku pendamkan perasaan ini...Ku rahsiakan rasa hati ini...Melindungkan kasih yang berputik...Tersembunyi di dasar hati...Ku pohonkan petunjuk Illahi...Hadirkanlah insan yang sejati...Menemani kesepian ini...Mendamaikan sekeping hati...[Chorus]Oh Tuhanku...Berikanlah ketenangan abadi...Untukku menghadapi resahnya hati ini...Mendambakan kasih insan yang ku sayang...[Chorus]Dihati ini hanya tuhan yang tahu...Dihati ini aku rindu padamu...Tulus sanubari menantikan hadirmu...Hanyalah kau gadis pilihanku...[Repeat Chorus]Kerana batasan...Adat dan syariah...Menguji kekuatan...Keteguhan iman...Insan yang berkasih...How to Format LyricsType out all lyrics, even repeating song parts like the chorusLyrics should be broken down into individual linesUse section headers above different song parts like [Verse], [Chorus], italics lyric and bold lyric to distinguish between different vocalists in the same song partIf you don’t understand a lyric, use [?]To learn more, check out our transcription guide or visit our transcribers forum 06 Sep, 2019 Post a Comment Chord Lagu Hanya HariMu Tuhan Stephanie ErastusCipt Pdt. Dr. Erastus Sabdono TransposeChord G Verse 1 G C Hanya hari-Mu Tuhan D G Hanya hari-Mu Tuhan G C Hanya hari-Mu Tuhan D G Yang s'lalu ku nantikan Verse 2 G C Semua harapanku D G Ku taruh kepada-Mu G C Besar sukacitaku D G Ku memandang wajah-Mu Chorus C D Takkan ku harap lagi Bm Em Bahagia dunia ini Am D G Semua hanya semu belaka C D Tuhan dan Kerajaan-Mu Bm E Itu segenap hidupku C D G Sekarang dan selamanya Post a Comment for "Lirik dan Kunci Lagu Hanya HariMu Tuhan Stephanie Erastus" Di berbagai kesempatan, sahabat muslim mungkin pernah mendengar pernyataan hanya allah yang tahu wallahualam. Tapi bagaimana penulisan dan penggunaannya yang benar? Agar tidak salah, ada baiknya simak informasi penting berikut sampai tuntas! Kesalahan dan Koreksi Penggunaan Kalimat Hanya Allah Yang Tahu WallahualamKesalahanKoreksiPakailah Kalimat Hanya Allah Yang Tahu, Pada Kondisi IniDi Akhir PembicaraanPenjelasan Yang MeragukanMenghindari Sifat SombongKalimat Lain Yang Juga Bisa DigunakanShare thisRelated posts Kesalahan dan Koreksi Penggunaan Kalimat Hanya Allah Yang Tahu Wallahualam Selama ini ternyata banyak kesalahan yang terjadi, dalam penulisan hingga pelafalan kalimat yang dalam bahasa arab dibaca wallahualam tersebut. Karena ada arti berbeda dari masing-masingnya, mari sahabat muslim fokus pada penjelasan ini. Kesalahan Kesalahan paling utama yang peletakan tanda petik atas yang salah, dimana kebanyakan meletakkannya seperti ini “wallahu alam”. Pelafalan ini sangat salah, karena Alam tidak memiliki arti yang jelas, beda dengan alamin atau aalamin yang memiliki arti jelas yaitu alam. Makanya ketika Anda menggunakan pelafalan wllahu’alam tidak akan memiliki arti yang jelas. Baca Juga Arti Alhamdulillah Wa Syukurillah Mungkin saja ketika membacanya seseorang tidak mengetahui atau kurang paham tentang kebenarannya, sehingga akhirnya berdampak pada salah persepsi dan menambah panjang orang yang menggunakan pelafalan yang salah bisa jadi sahabat muslim juga salah Koreksi Untuk selanjutnya sahabat muslim harus meletakkan tanda petik atas seperti ini “wallahu a’lam” sama halnya dengan penulisan bahasa arabnya yaitu والله أعلمُ yang memiliki arti Allah lebih mengetahui. A’lam berasal dari alima dan ilman yang artinya mengetahui, sedangkan a’lamu berarti lebih mengetahui sesuatu. Jadi mulai sekarang jangan salah lagi ya! Karena arti dari wallahu a’lam yang sebenarnya adalah Allah yang maha tahu, gunakanlah pelafalan yang tepat seperti penjelasan di atas. Pakailah Kalimat Hanya Allah Yang Tahu, Pada Kondisi Ini Untuk memakai kalimat di atas sebaiknya pada kondisi-kondisi yang memang dianjurkan, sehingga arti dan pemahamannya tidak rancu. Kondisi seperti apakah yang membutuhkan kalimat wallahu a’lam? Di Akhir Pembicaraan Ketika sahabat muslim sedang berbicara dengan orang lain tentang sesuatu hal yang menyangkut ilmu baru, dimana sahabat muslim juga baru mempelajarinya namun sudah diminta untuk menjelaskan. Maka untuk menekankan bahwa apapun yang dibicarakan bermuara pada Allah sebagai yang maha tahu, sebaiknya gunakanlah kalimat tersebut. Baca Juga Contoh Yang Tepat Menggunakan Kalimat Naudzubillah Min Dzalik Contohnya “Menurut saya memang sebaiknya kamu melakukan hal yang terbaik agar tidak salah langkah lagi, tapi wallahu a’alam apapun hasilnya itu adalah kekuasan Allah,” Apapun yang dilandasi penyerahan diri kepada Allah SWT, adalah sebuah bentuk pengabdian luar biasa dari umat kepada penciptanya. Penjelasan Yang Meragukan Ketika sahabat muslim berbicara tentang hal-hal islami yang dijelaskan berdasarkan dalil-dalil tertentu, namun masih ada keraguan atas semua penjelasan tersebut. Sebaiknya gunakanlah kalimat hanya allah yang tahu wallahualam, karena kebenaran hanyalah milik Allah SWT sang pemilik langit dan bumi. Jadi siapapun yang mendengar penjelasan sahabat muslim, akan memaknai bahwa jika ingin mengetahui kebenaran yang sempurna bukanlah mencari tahu kepada sesama makhluk. Tapi langsung kepada Allah SWT melalui doa, ibadah, dan memahami Alquran yang merupakan wahyu langsung dariNya. Menghindari Sifat Sombong Kalimat ini juga bisa dipakai untuk menghindari rasa tinggi hati di hadapan orang lain, sebab kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Lebih baik merendangkan diri di hadapan Allah SWT sehingga tidak menambah dosa dan hal-hal negatif yang bisa berkembang di dalam hati, seperti sikap riya, iri, bahkan takabur. Sebagaimana dijelaskan sesuai riwayat dari imam Al-Baihaqi, pada kitab Lisanul Kubro. Dijelaskan bahwa Abdullah bin Mas’ud yang merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW serta dikenal karena jujur itu, menyarankan siapa saja berbicara sesuai dengan ilmu yang dimilikinya jika tidak cukup ilmu sebaiknya mengucapkan wallahu a’lam. Kalimat Lain Yang Juga Bisa Digunakan Dalam penggunaannya wallahu a’lam bisa dipadukan dengan beberapa kata lainnya, sehingga menjadi penegasan tentang semua hal bermuara pada kebenaran yang bersumber dari Allah SWT. Pertama adalah kalimat Wallahu a’lamu bis shawab, yang memiliki arti Allah maha tahu hal yang sebenarnya. Penggunaan kalimat ini sering didengar dari para pendakwah ketika menjelaskan sesuatu. Baca Juga Apa Bedanya Syukran Jazilan dengan Syukran Lainnya? Misalnya ketika mereka menjelaskan tentang makna ayat di dalam Alquran, sesuai ilmu yang sudah dipelajari. Di akhir penjelasan biasanya ditambahi dengan kalimat ini sehingga siapapun lebih paham bahwa walaupun wawasan bertambah dan mendekati kebenaran, tapi sejatinya kebenaran yang hakiki itu hanya dari Allah SWT. Kedua adalah Allahu wa rasuluhu a’lam yang artinya Allah SWT dan RasulNyalah, yang mengetahui apapun yang sedang dijelaskan. Penggunaannya sama saja, yaitu ketika Anda merasa penjabaran sebuah ilmu yang kebenarannya masih belum 100 persen. Tentu yang lebih mengetahui adalah Allah dan Rasul, bukan manusia atau makhluk lainnya di dunia. Baca Juga Nama Pembawa Rezeki dan Keberuntungan Setelah mengetahui segala sesuatu seputar kalimat wallahu a’lam, setidaknya ada wawasan baru yang sahabat muslim ketahui. Baik dari arti kalimat tersebut, cara pelafalan hingga waktu yang tepat untuk menggunakannya. Sehingga ke depannya tidak salah lagi, sebab semua kalimat tersebut merupakan penegasan tentang Allah SWT yang merupakan pemilik alam dan maha tahu atas apapun yang terjadi. Pemuda Muslim Yang Selalu Memperbaiki Hati dan Diri Programmer Blogger Desainer

hanya allah yang tahu perasaanku saat ini